GENGGAMAN PERTAMA YANG
MENGHANTARKAN DIRINYA KEPADA JODOHNYA
Oleh Siti Wulandari
Awan hitam diselimuti halilintar
yang menggelegar menghiasi perjalanan pulang Aisyah. Aisyah begitu lelah
mengikuti MOPD di sekolah barunya. Namun, kelelahan Aisyah akan segera
terbayarkan dengan kegiatan yang Ia inginkan sejak pertama MOPD yaitu kegiatan
lintas alam. Kegiatan tersebut akan dilaksanakan pada esok hari tepatnya pada
hari Sabtu. Kegiatan tersebut sekaligus menutup kegiatan MOPD di sekolahnya.
Aisyah
pun tidak sabar untuk menunggu hari esok. Malam harinya, Ia segera menyiapkan
barang-barang yang harus Ia bawa. Waktu menunjukkan pukul 20.00 WIB, waktunya
Aisyah pergi ke pulau kapuk yang indah nan mempesona.
Mentari
terbit dari timur memancarkan sinarnya. Aisyah bersiap-siap pergi ke sekolah.
Tidak lupa, Ia menyempatkan diri untuk sarapan. Karena sarapan di pagi hari
sangatlah penting baginya. Setelah itu, Aisyah mencium tangan kedua orang
tuanya untuk pamit dan segera bergegas pergi ke sekolah.
Tepat
pukul 07.00 WIB, seluruh peserta MOPD telah berkumpul di lapangan sekolah dan
baris sesuai dengan regunya masing-masing untuk menandatangani kehadiran.
Setiap regu pasti ada pembimbing. Pembimbing regu Aisyah adalah Kak Nalendra
atau bisa juga dipanggil dengan panggilan Kak Alen. Aisyah jatuh cinta pada
pandangan pertama. Menurutnya, Kak Alen merupakan seorang pria tampan nan baik
hati.
Kegiatan
lintas alam akan segera dimulai. Perjalanan yang ditempuh dalam kegitan
tersebut menggunakan rute persawahan. Sebelum berangkat, panitia menghimbau
kepada selulruh peserta MOPD untuk selalu berhati-hati saat melintas area
tersebut.
“Kepada
seluruh peserta MOPD diharapkan unuk selalu berhati-hati ketika sedang
melintasi are persawahan. Karena di area tersebut baru saja dilanda hujan deras
tadi malam. Sehingga area persawahan menjadi licin dan becek”. Ujar panitia.
“Baik
Kak”. Jawab seluruh peserta MOPD serempak.
Kak
Alen selaku pembimbing regu Aisyah, segera merapikan regunya. Perjalanan
dimulai. Ternyata benar saja areanya licin
dan becek. Tiba-tiba, terdengar suara orang yang terpeleset.
“Bbbrrruuugghh”.
Terdengar begitu keras.
Kak
Alen pun langsung berlari ke sumber suara. Setelah dilihat, ternyata orang yang
terpeleset adalah Aisyah. Kak Alen langsung menghampiri Aisyah dan membantunya
berdiri serta menanyakan keadaannya.
“Aisyah,
apa ada bagian tubuh kamu yang terluka?” Tanya Kak Alen penuh cemas.
“Gak
ada kok kak. Aisyah baik-baik saja.” Jawab Aisyah tersenyum.
“Apa
benar kamu baik-baik saja?” Tanya Kak Alen memastikan keadaan Aisyah.
“Benar
kok, Aisyah baik-baik saja.” Jawab Aisyah meyakinkan Kak Alen.
“Syukurlah
kalau memang aisyah baik-baik saja. Yasudah ayo kita lanjutkan lagi
perjalnannya. Oh iya, nanti kalau Aisyah merasa ada bagian tubuh yang sakit,
jangan ragu bilang ke Kak Alen ya?” Sahut Kak Alen tersenyum.
“Iya,
Kak Alen.” Jawab Aisyah mengangguk.
Betapa
senangnya hati Aisyah, karena pria yang Ia sukai perhatian kepada dirinya.
Walaupun Ia tahu bahwa, Kak Alen perhatian tidak hanya kepada dirinya saja,
namun kepada orang lainpun Kak Alen sangat perhatian. Tetap saja hati Aisyah
berbunga-bunga.
Seluruh
panitia peserta MOPD sangat menikmati perjalanan mereka. Karena selain banyak
pepohonan juga sungai mengalir, mereka juga disuguhi dengan pemandangan yang
luar biasa indahnya. Tidak lupa angin sepoi-sepoipun juga menemani perjalanan
mereka. Mereka semua merasa sangat nyaman. Naumn, lagi-lagi terdengar suara
orang yang terpeleset. Panitiapun berlarian menuju sumber suara termasuk Kak
Alen. Orang yang terpeleset tidak lain dan tidak bukan adalah Aisyah. Betapa
malunya Aisyah menjadi pusat perhatian semua orang karena untuk yang kedua
kalinya Ia terpeleset. Karena Kak Alen adalah pembimbingnya, jadi Kak Alen lah
yang membantu Aisyah.
“Kali
ini, apa kamu baik-baik saja?” Tanya Kak Alen dengan wajah yang begitu
khawatir.
“Kaki
Aisyah sakit kak.” Rintih Aisyah.
“Apa
kamu masih kuat untuk berjalan?” Tanya Kak Alen.
“Insya
allah Aisyah masih kuat kak.” Jawab Aisyah menguatkan dirinya.
“Sini
pegang tangan kakak, supaya kamu tidak kepeleset lagi. Kalaupun nanti ada
tanda-tanda kamu bakal ke peleset lagi, setidaknya kakak bisa tahan kamu.”
Sahut Kak Alen tersenyum sambil mengulurkan tangannya kepada Aisyah.
Mendengar
kata-kata itu, Aisyah langsung terpana. Entah apa yang ada dipikirannya saat
itu, sampai Ia melamun cukup lama dan membuat Kak Alen bingung.
“Aku harus bagaimana?
Apa aku harus menerima tawaran Kak Alen untuk berpegangan tangan? Tapi, jika
aku menolak tawarannya tidak menutup kemungkinan aku bisa terpeleset dan luka
di kakiku akan bertambah parah. Apa aku harus menerima tawarannya?” Gumam
Aisyah.
Sebenarnya
Aisyah belum pernah bersentuhan dengan pria manapun walaupun hanya sekedar
berjabat tangan. Maklumlah Aisyah adalah sosok wanita yang religius. Jadi,
tidak heran jika Aisyah berpikir dua kali untuk menerima tawaran dari Kak Alen.
Jadi, bisa dikatakan ini adalah genggaman pertamanya dengan seorang laki-laki.
“Aisyah...
Aisyah... Aisyah.” Kak Alen berusaha menyadarkan Aisyah dari lamunannya.
“Eh
iya kak?” Tanya Aisyah kaget.
“Kamu
lagi mikirin apa sih? Ayo pegang tangan kakak! Kita udah ketinggalan rombongan
nih.” Sahut Kak Alen.
Dengan
berat hati, Aisyah pun menerima tawaran Kak Alen. Aisyah tak tahu dengan apa
yang Ia rasakan saat ini. Disatu sisi, Ia sangat bahagia karena bisa berdekatan
dengan sang pujaan hati. Namun, disisi lain, Ia sangat takut akan terjadi
sesuatu apabila Ia bergenggaman tangan dengannya. Namun hal itu Ia lakukan demi
kelangsungan hidup kakinya yang terluka.
“Aisyah
gak mikirin apa-apa kok kak.” Jawab Aisyah.
“Yasudah,
ayo kita lanjutkan lagi perjalanannya.” Ajak Kak Alen yang masih mengulurkan
tangannya kepada Aisyah.
“Ayo
kak?” Jawab Aisyah sambil meraih tangan Kak alen.
Aisyah
dan Kak Alen saling bergenggaman tangan selama kegiatan tersebut berlangsung.
Tak terasa kegiatan demi kegiatan telah berjalan lancar dan sesuai rencana.
Kegiatan ditutup dengan upacara, dimana upacara tersebut sekaligus meresmikan
peserta MOPD menjadi murid baru disekolah tersebut.
Aisyah
sangat senang sekali karena Ia telah resmi menjadi murid baru di SMA tersebut.
Disana Aisyah mengikuti ekstrakurikuler badminton. Karena Ia ingin lebih dekat
dengan pujaan hatinya yaitu Kak Alen. Dari hari ke hari, Kak Alen dan Aisyah
semakin dekat. Namun, Aisyah merasa sedih karena sebentar lagi Kak Alen akan
menjadi alumni dari sekolah tersebut. Tapi Aisyah tidak berlarut-larut dalam
kesedihan, karena setiap hari Aisyah selalu berkomunikasi dengan Kak Alen.
Hari
perpisahan kelas 12 pun tiba, dimana Kak Alen telah sah menjadi alumni SMA tersebut.
Aisyah sangat senang Kak Alen bisa lulus dengan nilai yang bagus. Namun, Aisyah
juga merasa sedih karena hari ini adalah hari terakhir Dia untuk melihat sang
pujaan hatinya.
< 6 Tahun
Kemudian...>
Aisyah
telah sukses meraih gelar S-1 disalah satu universitas ternama. Begitupun Kak
Alen yang sukses menjadi seorang arsitek profesional di usianya yang masih
muda.
Setelah
wisuda, Aisyah memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya. Kedatangan Aisyah
disambut hangat oleh kedua orang tuanya. Setelah berbincang-bincang dengan kedua orang tuanya,
Aisyah langsung istirahat di kamar kesayangannya.
Keesokan
harinya, saat Aisyah dan kedua orang tuanya sedang sarapan, ibunya menyampaikan
sesuatu kepada Aisyah.
“Aisyah,
nanti sore kita akan kedatangan tamu spesial. Jadi, ibu harap kamu memberi
sedikit pulasan ke wajahmu ya, nak?” Pinta Ibu Aisyah.
“Tamu
spesial? Siapa ibu?” Tanya Aisyah penasaran.
“Kalau
tidak salah namanya itu Elen, Axel, siapa ya? Haduh, ibu lupa lagi namanya.
Pokoknya nanti sore, kamu jangan kemana-mana ya?” Pinta ibu.
“Iya
ibu.” Jawab Aisyah.
Waktu
menunjukkan pukul 16.00 WIB, Aisyah beserta keluarga telah duduk manis di ruang
tamu sambil menunggu tamu spesial itu datang. Tak lama kemudian, datanglah tamu
yang ditunggu.
“Assalamu’alaikum.”
Keluarga Kak Alen mengucapkan salam.
“wa’alaikumussalam.”
Keluarga Aisyah menjawab salam.
“Alhamdulillah,
tamu yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Silahkan masuk semuanya.
Silahkan duduk.” Sambut hangat Ayah Aisyah.
Betapa
terkejutnya Aisyah melihat tamu yang datang adalah keluarga dari Kak Alen sang
pujaan hatinya itu.
“Baiklah
kalau begitu, langsung saja ke poin utamanya. Maksud saya beserta keluarga
datang kesini untuk mewakili anak saya yang bernama Nalendra untuk mengkhitbah putri
bapak yang bernama Aisyah. Bukan begitu Alen?” Ayah Kak Alen memulai
pembicaraan.
“Iya
pak, maksud kedatangan saya kesini untuk mengkhitbah Aisyah.” Jawab Kak Alen
tenang.
Kedua
orang tua Aisyah tersenyum mendengar penjelasan tersebut. Namun berbeda dengan
Aisyah. Ia terlihat gugup, malu,dan bahagia. Perasaannya sungguh tak karuan.
“Jadi,
apakah Aisyah menerima khitbahan dari anak saya Nalendra?” Tanya Ayah Kak Alen
kepada Aisyah.
Mendapat
pertanyaan seperti itu, Aisyah semakin gugup dan pipinya terus memerah. Aisyah dan
Kak Alen pun tersenyum malu serta curi-curi pandang.
“Aisyah,
apakah Aisyah menerima khitbahan dari Nalendra?” Tanya Ayah Kak Alen sekali
lagi.
Aisyah
tak henti-hentinya melihat ke arah kedua orang tuanya sebelum menjawab
pertanyaan dari Ayah Kak Alen. Kedua orang tuanya menganggukan kepala serta
tersenyum seraya memberi kode bahwa mereka menyetujui Aisyah untuk menerima
khitbahan tersebut.
“Iya,
Aisyah menerima khitbahan dari Kak Alen.” Jawab Aisyah tersenyum.
“ALHAMDULILLAH.”
Jawab seluruh orang yang ada diruangan tersebut.
Setelah
acara khitbahan selesai, keluarga Aisyah dan Kak Alen berbincang-bincang.
Aisyah memberanikan diri untuk menghampiri Kak Alen yang sedang mengambil
segelas jus.
“Kak
Alen.” Sapa Aisyah.
“Eh,
Aisyah. Kamu juga mau ngambil jus ya?” Tanya Kak Alen basa-basi.
“Enggak
kok. Aisyah Cuma mau tanya sesuatu ke Kak Alen.” Jawab Aisyah.
“Mau
nanya apa? Sepertinya serius? Bagaimana kalau kita ngobrolnya di taman belakang
saja? Supaya lebih santai dan nyaman?” Usul Kak Alen,
“Enggak
terlalu serius sih kak. Baiklah kalau begitu.” Jawab Asiyah ternyum.
Mereka
berduapun pergi ke taman belakang rumah Aisyah.
“Tadi
kamu mau nanya apa ke kakak?” Tanya Kak Alen.
“Ehmm..
apa yang membuat Kak Alen datang kesini untuk mengkhibath Aisyah?” Tanya Aisyah.
“Emang
kamu gak tahu ya? kalau sebenarnya Kak Alen itu sudah menaruh perasaan ke kamu
sewaktu kakak masih SMA. Cuman kamunya aja yang gak peka.” Jawab Kak Alen.
“Tapi
kakak gak pernah ngasih kode ke Aisyah kalau kakak suka ke Aisyah?” Tanya
Aisyah bingung.
“Kakak
kan suka perhatian sama kamu, sering kontek kamu, selalu ngebantu kamu.” Jawab
Kak Alen.
“Bukannya
kakak emang suka perhatian ke semua orang ya? Buktinya kakak selalu nolongin
teman kakak.” Sahut Aisyah.
“Tapikan
kalau ke kamu perhatiannya beda. Udah ah sekarang kakak yang mau nanya ke kamu.
Kenapa kamu langsung nerima khitbahan kakak? Kenapa gak dipikir-pikir dulu?”
Tanya Kak Alen.
“Untuk
apa aku pikir-pikr lagi? Aisyah kan suka sama Kak Alen sudah lama, sejak
pertama MOPD di SMA. Selama kakak masih di SMA, aku suka cari tahu tentang Kak
Alen, bagaimana keluarga Kak Alen, bahkan mengikuti ekstrakurikuler yang Kak
Alen ikuti. Tapi kenapa Kak Alen tidak bilng sejak dulu kalau Kak Alen suka
dengan Aisyah?” Tanya Aisyah dengan mata yang berbinar-binar.
“Kakak
memang berencana untuk memberitahu Aisyah bahwa kakak suka denganmu. Tapi kakak
pikir-pikir lagi, lebih baik kakak menyelesaikan pendidikan lalu mencari
pekerjaan dan setelah karir kakak stabil, barulah kakak akan langsung
mengkhitbah kamu dan segera menikahi kamu.” Jawab Kak Alen penuh semangat.
Mendengar
penjelasan tersebut, Aisyah sangat terharu.
< 1 Bulan
Kemudian...>
Hari
yang ditunggu-tunggu akhirnya telah tiba. Aisyah mengenakan gaun pengantin
dengan riasan cantik di wajahnya. Keluarga Kak Alen pun telah tiba di kediaman
Aisyah. Kak Alen menjabat tangan Ayah Aisyah pada prosesi ijab-kabul.
Alhamdulillah sekarang Kak Alen dan Aisyah telah resmi menjadi suami istri yang
sah secara agama dan negara.
Lengkap
sudah kehidupan Aisyah. Sekarang Ia telah bersatu dengan cinta pertama dan
terakhirnya.
SELESAI
0 komentar:
Posting Komentar