Sabtu, 08 April 2017

cerpen romantis

GENGGAMAN PERTAMA YANG MENGHANTARKAN DIRINYA KEPADA JODOHNYA
Oleh Siti Wulandari

            Awan hitam diselimuti halilintar yang menggelegar menghiasi perjalanan pulang Aisyah. Aisyah begitu lelah mengikuti MOPD di sekolah barunya. Namun, kelelahan Aisyah akan segera terbayarkan dengan kegiatan yang Ia inginkan sejak pertama MOPD yaitu kegiatan lintas alam. Kegiatan tersebut akan dilaksanakan pada esok hari tepatnya pada hari Sabtu. Kegiatan tersebut sekaligus menutup kegiatan MOPD di sekolahnya.
Aisyah pun tidak sabar untuk menunggu hari esok. Malam harinya, Ia segera menyiapkan barang-barang yang harus Ia bawa. Waktu menunjukkan pukul 20.00 WIB, waktunya Aisyah pergi ke pulau kapuk yang indah nan mempesona.
Mentari terbit dari timur memancarkan sinarnya. Aisyah bersiap-siap pergi ke sekolah. Tidak lupa, Ia menyempatkan diri untuk sarapan. Karena sarapan di pagi hari sangatlah penting baginya. Setelah itu, Aisyah mencium tangan kedua orang tuanya untuk pamit dan segera bergegas pergi ke sekolah.
Tepat pukul 07.00 WIB, seluruh peserta MOPD telah berkumpul di lapangan sekolah dan baris sesuai dengan regunya masing-masing untuk menandatangani kehadiran. Setiap regu pasti ada pembimbing. Pembimbing regu Aisyah adalah Kak Nalendra atau bisa juga dipanggil dengan panggilan Kak Alen. Aisyah jatuh cinta pada pandangan pertama. Menurutnya, Kak Alen merupakan seorang pria tampan nan baik hati.
Kegiatan lintas alam akan segera dimulai. Perjalanan yang ditempuh dalam kegitan tersebut menggunakan rute persawahan. Sebelum berangkat, panitia menghimbau kepada selulruh peserta MOPD untuk selalu berhati-hati saat melintas area tersebut.
“Kepada seluruh peserta MOPD diharapkan unuk selalu berhati-hati ketika sedang melintasi are persawahan. Karena di area tersebut baru saja dilanda hujan deras tadi malam. Sehingga area persawahan menjadi licin dan becek”. Ujar panitia.
“Baik Kak”. Jawab seluruh peserta MOPD serempak.
Kak Alen selaku pembimbing regu Aisyah, segera merapikan regunya. Perjalanan dimulai.  Ternyata benar saja areanya licin dan becek. Tiba-tiba, terdengar suara orang yang terpeleset.
“Bbbrrruuugghh”. Terdengar begitu keras.
Kak Alen pun langsung berlari ke sumber suara. Setelah dilihat, ternyata orang yang terpeleset adalah Aisyah. Kak Alen langsung menghampiri Aisyah dan membantunya berdiri serta menanyakan keadaannya.
“Aisyah, apa ada bagian tubuh kamu yang terluka?” Tanya Kak Alen penuh cemas.
“Gak ada kok kak. Aisyah baik-baik saja.” Jawab Aisyah tersenyum.
“Apa benar kamu baik-baik saja?” Tanya Kak Alen memastikan keadaan Aisyah.
“Benar kok, Aisyah baik-baik saja.” Jawab Aisyah meyakinkan Kak Alen.
“Syukurlah kalau memang aisyah baik-baik saja. Yasudah ayo kita lanjutkan lagi perjalnannya. Oh iya, nanti kalau Aisyah merasa ada bagian tubuh yang sakit, jangan ragu bilang ke Kak Alen ya?” Sahut Kak Alen tersenyum.
“Iya, Kak Alen.” Jawab Aisyah mengangguk.
Betapa senangnya hati Aisyah, karena pria yang Ia sukai perhatian kepada dirinya. Walaupun Ia tahu bahwa, Kak Alen perhatian tidak hanya kepada dirinya saja, namun kepada orang lainpun Kak Alen sangat perhatian. Tetap saja hati Aisyah berbunga-bunga.
Seluruh panitia peserta MOPD sangat menikmati perjalanan mereka. Karena selain banyak pepohonan juga sungai mengalir, mereka juga disuguhi dengan pemandangan yang luar biasa indahnya. Tidak lupa angin sepoi-sepoipun juga menemani perjalanan mereka. Mereka semua merasa sangat nyaman. Naumn, lagi-lagi terdengar suara orang yang terpeleset. Panitiapun berlarian menuju sumber suara termasuk Kak Alen. Orang yang terpeleset tidak lain dan tidak bukan adalah Aisyah. Betapa malunya Aisyah menjadi pusat perhatian semua orang karena untuk yang kedua kalinya Ia terpeleset. Karena Kak Alen adalah pembimbingnya, jadi Kak Alen lah yang membantu Aisyah.
“Kali ini, apa kamu baik-baik saja?” Tanya Kak Alen dengan wajah yang begitu khawatir.
“Kaki Aisyah sakit kak.” Rintih Aisyah.
“Apa kamu masih kuat untuk berjalan?” Tanya Kak Alen.
“Insya allah Aisyah masih kuat kak.” Jawab Aisyah menguatkan dirinya.
“Sini pegang tangan kakak, supaya kamu tidak kepeleset lagi. Kalaupun nanti ada tanda-tanda kamu bakal ke peleset lagi, setidaknya kakak bisa tahan kamu.” Sahut Kak Alen tersenyum sambil mengulurkan tangannya kepada Aisyah.
Mendengar kata-kata itu, Aisyah langsung terpana. Entah apa yang ada dipikirannya saat itu, sampai Ia melamun cukup lama dan membuat Kak Alen bingung.
“Aku harus bagaimana? Apa aku harus menerima tawaran Kak Alen untuk berpegangan tangan? Tapi, jika aku menolak tawarannya tidak menutup kemungkinan aku bisa terpeleset dan luka di kakiku akan bertambah parah. Apa aku harus menerima tawarannya?” Gumam Aisyah.
Sebenarnya Aisyah belum pernah bersentuhan dengan pria manapun walaupun hanya sekedar berjabat tangan. Maklumlah Aisyah adalah sosok wanita yang religius. Jadi, tidak heran jika Aisyah berpikir dua kali untuk menerima tawaran dari Kak Alen. Jadi, bisa dikatakan ini adalah genggaman pertamanya dengan seorang laki-laki.
“Aisyah... Aisyah... Aisyah.” Kak Alen berusaha menyadarkan Aisyah dari lamunannya.
“Eh iya kak?” Tanya Aisyah kaget.
“Kamu lagi mikirin apa sih? Ayo pegang tangan kakak! Kita udah ketinggalan rombongan nih.” Sahut Kak Alen.
Dengan berat hati, Aisyah pun menerima tawaran Kak Alen. Aisyah tak tahu dengan apa yang Ia rasakan saat ini. Disatu sisi, Ia sangat bahagia karena bisa berdekatan dengan sang pujaan hati. Namun, disisi lain, Ia sangat takut akan terjadi sesuatu apabila Ia bergenggaman tangan dengannya. Namun hal itu Ia lakukan demi kelangsungan hidup kakinya yang terluka.
“Aisyah gak mikirin apa-apa kok kak.” Jawab Aisyah.
“Yasudah, ayo kita lanjutkan lagi perjalanannya.” Ajak Kak Alen yang masih mengulurkan tangannya kepada Aisyah.
“Ayo kak?” Jawab Aisyah sambil meraih tangan Kak alen.
Aisyah dan Kak Alen saling bergenggaman tangan selama kegiatan tersebut berlangsung. Tak terasa kegiatan demi kegiatan telah berjalan lancar dan sesuai rencana. Kegiatan ditutup dengan upacara, dimana upacara tersebut sekaligus meresmikan peserta MOPD menjadi murid baru disekolah tersebut.
Aisyah sangat senang sekali karena Ia telah resmi menjadi murid baru di SMA tersebut. Disana Aisyah mengikuti ekstrakurikuler badminton. Karena Ia ingin lebih dekat dengan pujaan hatinya yaitu Kak Alen. Dari hari ke hari, Kak Alen dan Aisyah semakin dekat. Namun, Aisyah merasa sedih karena sebentar lagi Kak Alen akan menjadi alumni dari sekolah tersebut. Tapi Aisyah tidak berlarut-larut dalam kesedihan, karena setiap hari Aisyah selalu berkomunikasi dengan Kak Alen.
Hari perpisahan kelas 12 pun tiba, dimana Kak Alen telah sah menjadi alumni SMA tersebut. Aisyah sangat senang Kak Alen bisa lulus dengan nilai yang bagus. Namun, Aisyah juga merasa sedih karena hari ini adalah hari terakhir Dia untuk melihat sang pujaan hatinya.

< 6 Tahun Kemudian...>
Aisyah telah sukses meraih gelar S-1 disalah satu universitas ternama. Begitupun Kak Alen yang sukses menjadi seorang arsitek profesional di usianya yang masih muda.
Setelah wisuda, Aisyah memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya. Kedatangan Aisyah disambut hangat oleh kedua orang tuanya. Setelah  berbincang-bincang dengan kedua orang tuanya, Aisyah langsung istirahat di kamar kesayangannya.
Keesokan harinya, saat Aisyah dan kedua orang tuanya sedang sarapan, ibunya menyampaikan sesuatu kepada Aisyah.
“Aisyah, nanti sore kita akan kedatangan tamu spesial. Jadi, ibu harap kamu memberi sedikit pulasan ke wajahmu ya, nak?” Pinta Ibu Aisyah.
“Tamu spesial? Siapa ibu?” Tanya Aisyah penasaran.
“Kalau tidak salah namanya itu Elen, Axel, siapa ya? Haduh, ibu lupa lagi namanya. Pokoknya nanti sore, kamu jangan kemana-mana ya?” Pinta ibu.
“Iya ibu.” Jawab Aisyah.
Waktu menunjukkan pukul 16.00 WIB, Aisyah beserta keluarga telah duduk manis di ruang tamu sambil menunggu tamu spesial itu datang. Tak lama kemudian, datanglah tamu yang ditunggu.
“Assalamu’alaikum.” Keluarga Kak Alen mengucapkan salam.
“wa’alaikumussalam.” Keluarga Aisyah menjawab salam.
“Alhamdulillah, tamu yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Silahkan masuk semuanya. Silahkan duduk.” Sambut hangat Ayah Aisyah.
Betapa terkejutnya Aisyah melihat tamu yang datang adalah keluarga dari Kak Alen sang pujaan hatinya itu.
“Baiklah kalau begitu, langsung saja ke poin utamanya. Maksud saya beserta keluarga datang kesini untuk mewakili anak saya yang bernama Nalendra untuk mengkhitbah putri bapak yang bernama Aisyah. Bukan begitu Alen?” Ayah Kak Alen memulai pembicaraan.
“Iya pak, maksud kedatangan saya kesini untuk mengkhitbah Aisyah.” Jawab Kak Alen tenang.
Kedua orang tua Aisyah tersenyum mendengar penjelasan tersebut. Namun berbeda dengan Aisyah. Ia terlihat gugup, malu,dan bahagia. Perasaannya sungguh tak karuan.
“Jadi, apakah Aisyah menerima khitbahan dari anak saya Nalendra?” Tanya Ayah Kak Alen kepada Aisyah.
Mendapat pertanyaan seperti itu, Aisyah semakin gugup dan pipinya terus memerah. Aisyah dan Kak Alen pun tersenyum malu serta curi-curi pandang.
“Aisyah, apakah Aisyah menerima khitbahan dari Nalendra?” Tanya Ayah Kak Alen sekali lagi.
Aisyah tak henti-hentinya melihat ke arah kedua orang tuanya sebelum menjawab pertanyaan dari Ayah Kak Alen. Kedua orang tuanya menganggukan kepala serta tersenyum seraya memberi kode bahwa mereka menyetujui Aisyah untuk menerima khitbahan tersebut.
“Iya, Aisyah menerima khitbahan dari Kak Alen.” Jawab Aisyah tersenyum.
“ALHAMDULILLAH.” Jawab seluruh orang yang ada diruangan tersebut.
Setelah acara khitbahan selesai, keluarga Aisyah dan Kak Alen berbincang-bincang. Aisyah memberanikan diri untuk menghampiri Kak Alen yang sedang mengambil segelas jus.
“Kak Alen.” Sapa Aisyah.
“Eh, Aisyah. Kamu juga mau ngambil jus ya?” Tanya Kak Alen basa-basi.
“Enggak kok. Aisyah Cuma mau tanya sesuatu ke Kak Alen.” Jawab Aisyah.
“Mau nanya apa? Sepertinya serius? Bagaimana kalau kita ngobrolnya di taman belakang saja? Supaya lebih santai dan nyaman?” Usul Kak Alen,
“Enggak terlalu serius sih kak. Baiklah kalau begitu.” Jawab Asiyah ternyum.
Mereka berduapun pergi ke taman belakang rumah Aisyah.
“Tadi kamu mau nanya apa ke kakak?” Tanya Kak Alen.
“Ehmm.. apa yang membuat Kak Alen datang kesini untuk mengkhibath Aisyah?” Tanya Aisyah.
“Emang kamu gak tahu ya? kalau sebenarnya Kak Alen itu sudah menaruh perasaan ke kamu sewaktu kakak masih SMA. Cuman kamunya aja yang gak peka.” Jawab Kak Alen.
“Tapi kakak gak pernah ngasih kode ke Aisyah kalau kakak suka ke Aisyah?” Tanya Aisyah bingung.
“Kakak kan suka perhatian sama kamu, sering kontek kamu, selalu ngebantu kamu.” Jawab Kak Alen.
“Bukannya kakak emang suka perhatian ke semua orang ya? Buktinya kakak selalu nolongin teman kakak.” Sahut Aisyah.
“Tapikan kalau ke kamu perhatiannya beda. Udah ah sekarang kakak yang mau nanya ke kamu. Kenapa kamu langsung nerima khitbahan kakak? Kenapa gak dipikir-pikir dulu?” Tanya Kak Alen.
“Untuk apa aku pikir-pikr lagi? Aisyah kan suka sama Kak Alen sudah lama, sejak pertama MOPD di SMA. Selama kakak masih di SMA, aku suka cari tahu tentang Kak Alen, bagaimana keluarga Kak Alen, bahkan mengikuti ekstrakurikuler yang Kak Alen ikuti. Tapi kenapa Kak Alen tidak bilng sejak dulu kalau Kak Alen suka dengan Aisyah?” Tanya Aisyah dengan mata yang berbinar-binar.
“Kakak memang berencana untuk memberitahu Aisyah bahwa kakak suka denganmu. Tapi kakak pikir-pikir lagi, lebih baik kakak menyelesaikan pendidikan lalu mencari pekerjaan dan setelah karir kakak stabil, barulah kakak akan langsung mengkhitbah kamu dan segera menikahi kamu.” Jawab Kak Alen penuh semangat.
Mendengar penjelasan tersebut, Aisyah sangat terharu.

< 1 Bulan Kemudian...>
Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya telah tiba. Aisyah mengenakan gaun pengantin dengan riasan cantik di wajahnya. Keluarga Kak Alen pun telah tiba di kediaman Aisyah. Kak Alen menjabat tangan Ayah Aisyah pada prosesi ijab-kabul. Alhamdulillah sekarang Kak Alen dan Aisyah telah resmi menjadi suami istri yang sah secara agama dan negara.
Lengkap sudah kehidupan Aisyah. Sekarang Ia telah bersatu dengan cinta pertama dan terakhirnya.


SELESAI

0 komentar:

Posting Komentar