Sabtu, 08 April 2017

cerpen tentang misteri

MISTERI SESEORANG DI BALIK PINTU KELAS
Oleh : Siti Wulandari

          Di siang hari yang sangat cerah, seperti biasa Gladis bersiap-siap untuk berangkat sekolah madrasah. Untuk sampai ke madrasah, Gladis selalu berjalan kaki. Karena jarak antara rumah dan madrasah tidak terlalu jauh. Langkah demi langkah Gladis jalani dengan menelusuri jalanan yang indah. Bunga-bunga bermekaran, langit yang biru, air bening yang mengalir, serta kicauan burung yang indah menghiasi perjalanan Gladis. Sesampainya di madrasah, Gladis heran karena teman-temannya berdiam diri di luar pintu kelas. Gladis pun menghampiri mereka dengan terheran-heran.
            “Kalian sedang apa di luar kelas?” Tanya Gladis dengan heran.
            “Oh… Kami sedang mengobrol saja di luar.” Jawab Vika sedikit terkejut.
            “Mengapa kalian mengobrol di luar? Di dalam kelaskan lebih nyaman, kalian bisa mengobrol sambil duduk.” Saran Gladis.
            “Em… Em… Em…” Jawab Sakira terbata-bata.
            “Sebenarnya kalian itu kenapa? Apa ada yang aneh dengan ruang kelas kita? Sampai kalian tidak masuk kelas seperti ini?” Tanya Gladis yang semakin kebingungan dengan sikap teman-temannya.
            Vika, Vanesa, dan Sakira tiba-tiba terdiam. Mereka bahkan tidak berbicara sepatah kata pun. Karena perasaan mereka yang amat sangat takut membuat mulut mereka membisu seketika. Beberapa saat kemudian, Vanesa memberanikan diri untuk menceritakannya kepada Gladis.
            “Begini Gladis, kami merasa seperti ada yang aneh di dalam ruang kelas kita. Beberapa menit sebelum kamu datang, kami semua mendengar jeritan anak kecil yang berasal dari dalam ruang kelas kita. Padahal dari tadi kami tidak melihat seorang pun yang masuk ke dalam kelas. Maka dari itu, kami masih berada di luar. Karena jika kami masuk ke dalam kelas, takutnya akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.” Vanesa bercerita tentang masalah yang sedang dihadapi.
            “Bagaimana kalau sekarang kita buka pintu ini bersama-sama?” Usul Gladis.
            “Tidak…Tidak. Lebih baik kamu saja yang buka pintunya. Kami tidak berani untuk membukanyan.” Jawab teman-teman Gladis.
            Gladis pun memberanikan diri unutk membuka pintu kelas. Karena teman-temannya sangat ketakutan dengan suara jeritan anak kecil itu.
            “Kreek”
            Gladis pun membuka pintu dengan perlahan dan berusaha melihatnya. Tiba-tiba terdengar suara aneh yang membuat Gladis dan teman-temannya semakin ketakutan sekaligus terkejut dan mereka pun lari secepat mungkin meninggalkan kelas.
            “Aaaaaaaa….” Suara aneh yang menakutkan.
            “Lariiiiii!!!!” Perintah teman-teman Gladis.
            Pada saat berlari, salah satu kaki Vanesa terpeleset dan masuk ke dalam tempat sampah. Anehnya, kami bukannya membantu tapi malah menertawakannya. Tidak lama, kami pun membantu Vanesa agar keluar dari tempat sampah. Kami semua pun berhenti berlari karena kami telah jauh dari madarasah. Di tengah-tengah kekacauan, Gladis berpendapat bahwa suara tadi hanyalah suara manusia. Namun, temannya kurang percaya.
            “Sepertinya suara tadi hanyalah suara manusia.” Pendapat Gladis.
            “Masa sih?” Tanya Vika.
            “Kayanya bener, apa yang dibilang Gladis.” Ujar Sakira membenarkan pendapat Gladis.
            Waktu menunjukkan pukul 13.00. Gladis dan teman-temannya pun kembali lagi ke madrasah. Walaupun perasaan mereka masih ketakutan, mau tidak mau mereka harus pergi ke kelasnya. Karena sebentar lagi bel berbunyi. Sesampainya di madrasah, mereka berjalan secara perlahan menuju kelas.
            “Aduh… Bagaimana kalau ada suara itu lagi?” Ujar Vanesa ketakutan.
            “Aku yakin suara tadi itu adalah suara manusia. Kalau bukan berarti suara hewan atau suara benda yang terjatuh.” Ucap Gladis menenangkan teman-temannya.
            “Gladis, itu tidak masuk akal. Aku yakin itu suara hantu yang sedang mengerjai kita.” Cetus Sakira.
            “Seharusnya dalam keadaan seperti ini, kita harus bias berfikiran positif. Jangan berfikiran yang bukan-bukan.” Gladis berusaha menghilangkan ketakutan mereka.
            Mereka pun tiba di depan pintu kelas. Gladis pun membuka pintu dengan perlahan. Tiba-tiba suara aneh tadi terdengar kembali. Sontak saja membuat Gladis dan teman-temannya terkejut. Mereka semua lari ketakutan kecuali Gladis. Dengan berani Gladis masuk ke ruang kelas dan Gladis melihat temannya berada di balik pintu. Ternyata yang selama ini menakuti mereka adalah Rio teman kelasnya sendiri.
            “Rio, sedang apa kamu di balik pintu? Oh.. Apakah kamu yang selama ini menakuti kami?” Tanya Gladis dengan kesal.
            “Eh Gladis.. Maaf Gladis bukan maksud aku menakuti kalian semua. Aku hanya iseng saja kok Gladis.” Jawab Rio dengan terbata-bata.
            “Lain kali jangan melakukan hal ini lagi dong.. Serem tahu.: Jawab Gladis.
            Tidak lama kemudian, teman-temannya kembali. Mereka melihat Gladis dan Rio sedang membicarakan sesuatu. Mereka pun menghampiri Gladfis dan Rio.
            “Kalian sedang apa? Memangnya kalian tidak takut diam di dalam kelas ini? Disini ada suara aneh tahu.” Ujar Vika.
            “Sebenarnya yang menakuti kita itu adalah Rio.” Jawab Gladis menunjuk ke arah Rio.
            “Apa? Jadi suara aneh itu suara Rio?” Tanya Vanesa dengan kaget.
            “Iya. Maaf ya teman-teman aku sudah membuat kalian ketakutan setengah mati?” Jawab Rio penuh penyesalan.
            “Iya tidak apa-apa. Jangan diulangi lagi ya Rio.” Jawab Gladis dan teman-temannya.
            Akhirnya mereka semua tertawa terbahak-bahak karena kejadian tadi. Karena mereka mengira kalau suara itu adalah hantu. Ternyata suara Rio yang sedang menjahili mereka. Bel pun berbunyi pertanda masuk kelas. Gladis dan teman-temannya pun masuk kelas dan memulai pembelajaran hari ini dengan penuh semangat dan keceriaan.

TAMAT

0 komentar:

Posting Komentar